Tuesday, June 8, 2010

Sinopsis Novel Herose

HEROES
PAHLAWAN DARI JATINONGOL
1. Sinopsis.
UJANG panggilannya. ”blek ujenk” julukan ganknya ujenk itu nama slengean dari ujang trus “blek” itu maksudnya “black”maksudnya hitam. nama panjang ujang adalah ujang hinhin solihin kartasasmita. walaupun namanya ujang tapi dia sering nulis kata “HEROES” di tiang listrik, tembok, bangku, dan pos kamling. entah itu pake spidol, arang bekas kayu terbakar, atau Cuma pake kapur doang. katanya sih, biar orang-orang manggil dia heroes alias pahlawan.
Ujang ini adalah anak semata wayang pasangan Bapak muhammad asep sumantri kartasasmita, yang biasa di panggil mang asep dari pandeglang banten dan ibu asih rosminingsih, akrab di panggil bi ros, asal sumadang. Ketika bi ros hamil dia ngidam hal-hal yg aneh seperti ingin menjitak kepala botak bapak-bapak mang asep pun mencari seorang bapak berkepala botak untuk di jitak bi ros.
Belakangan ini, ujanglah pemuda terbeken dikampungnya. nggak ada orang nggak mengenalnya. namanya akrab menyelusup ke telinga warga sampai ke pelosok-pelosok kampung, dari ujung kulon sapai ujung wetan,ujung utara sampai ujung selatan.
Rutinitas ujang setiap hari nongkrong di pinggir jalan bersama ganknya. Maen gitar sekeras-kerasnya dan sengawur-ngawurnya. kalau nggak main gitar main kartu dari malam sampai pagi poskamling sudah nggak terpakai yang kemudian jadi basecamp mareka.
Gerombolan pemuda ini tergolong anak-anak manja atau mandi jarang. semua gadis ngeri bertatapan mata dengan ujang and the gank’s karena kalo adu pandang sama mereka rasanya pengen lari terbirit-birit. habis tatapan mereka kayak kucing yang udah lama nggak makan tongkol goreng.
Sering si ujang and the gank’s diingatkan oleh hansip, RT, RW, dan BPD sekitarnya supaya nggak main kartu lagi di poskamling,karena itu termasuk penyalah gunaan tempat umum untuk kegiatan yg negatif.
Suatu ketika, si ujang and the gank’s terkena penyakit kanker alias kanton kering mereka berencana mencuri di rumah pak ayat. pada saat tengah malam mereka beraksi ketika ingin menjebol pintu rumah pak ayat, doni lupa membawa obeng,lalu doni melihat sesosok putih di belakang rumah pak ayat mereka semua langsung lari terbirit-birit.
Pada suatu hari teman sewaktu ujang SMP yg bernama agus datang dari pesantren di jawa timur dia berpakaian seperti seorang ustadz datang ke rumahnya. sesampainya di rumah ujang, ujang bingung karena ada seseorang yg berpakaian seperti wali songo datang kerumahnya akhirnya ujang baru menyadari bahwa orang itu adalah agus teman ujang sewaktu SMP ujang pun langsung menyediakan air kendi milik aki.ketika bi ros baru pulang dan melihat ada tamu langsung memarahi ujang, karena menyediakan air kendi milik aki.
ujang tersipu malu karena temannya sewaktu SMP telah berubah menjadi seorang yg sholeh sementara dia masih dengan sifatnya yg slengean.akhirnya ujang ingin bertobat dari sifatnya selama ini.ujang pun akhirnya bertobat dengan tuntunan agus dia mulai belajar lagi dari mulai wudhu,sholat,ngaji dan lain-lain.
Suatu ketika, ujang diajak pergi mengaji oleh agus di masjid yg jaraknya cukup jauh dari rumah ujang, ketika sampai di sana ujang bertemu dengan teman-teman agus ketika di pesantren mereka pun berkenalan dalam waktu beberapa menit mereka semua menjadi akrab.
Masing-masing orang bercerita tentang diri mereka sendiri seperti masa lalunya sementara ujang hanya menjadi pendengar saja karena malu menceritakan tentang dirinya.kang acep, yg paling lama mesantren, cerita banyak tentang suka duka pengalaman mesantrennya. Sesekalidengan guyon yang sarat hikmah, membujuk ujang turut mesantren. Ujang pun takjub mendenga semua cerita kang acep.
Sejak mengaji di masjid itu, ujang tambah rajin shalat. Mula-mula di rumah, itu pun dia lakukan sendiri di kamar. Lalu agus menyuruhnya sholat di masjid tapi ujang malu jika lewat jalan biasa karena satu-satunya jalan biasa ke masjid adalah melewati pos ronda tempat teman satu genk ujang berkumpul. akhirnya ujang pergi ke masjid melewati jalan belakang yang melalui perkebunan.

Berkat nasihat agus ujang pun mau mencoba melalui jalan biasa yaitu yang melewati pos ronda tempat teman- teman ujang berkumpul. ketika melewati pos ronda dan melihat teman - temannya, ujang mendatangi mereka tapi mereka mengejek ujang tapi jang malah menasehati mereka,mereka pun akhirnya sadar mereka pun minta di doakan oleh ujang agar bisa bertobat seperti dirinya.ujang pun melanjutkan perjalanan ke masjid. Sepulang dari sholat jama’ah di masjid ujang melihat teman-temannya yang berlari kencang melewati pinggir kali dan disitu ada seorang kakek-kakek yg sedan berjalan teman-teman ujang pun menabraknya tapi mereka masih terus berlari sementara sikakek nyebur ke kali, ujang yang melihat kejadian itu langsung nyebur untuk menyelamatkan sikakek. Semenjak peristiwa itu ujang menjadi buah bibir warga kampung jatinongol.
Suatu hari ujang bicara kepada orang tuanya,bi ros dan mang asep bahwa ia ingin pergi menyantren bersama agus tapi bi ros dan mang asep tak mengizinkan. Ujang ngambek dia mogok makan dan mogok bicara. Akhirnya niat baik ujang pun di penuhi oleh kedua orang tuanya.dengan mengadakan acara selametan ujang pun berpisah dengan teman-temannya dengan meneteskan air mata ujang pergi untuk menuntun ilmu bersama agus di pesantren.

Unsur intrinsik dari novel tersebut:
a.tema: komedi realigi
b. penokohan: - ujang: slengean,mudah menangis.hal ini terlihat pada peristiwa
Ketika ujang menggoda gadis-gadis yg melewati pos ronda
Dan pada saat ujang dan genknya ingin mencuri di rumah
Pak ayat
- bi ros: tinggi hati. Hal ini terlihat pada peristiwa ketika agus datang
Ujang menyediakan air kendi si aki dan bi ros mengetahui
Dia langsung memarahi ujang.
- mang asep: penurut. Hal ini terlihat pada pristiwa pada saat bi ros
Hamil ujang bi ros ingin menjitak kepala botak
Bapak-bapak mang asep pun mencari seorang bapak
Yg berkepala botak untuk dijitak bi ros.
- agus: sholeh . hal ini terlihat ketika dia mengajarkan kembali
Kepada ujang cara wudhu,sholat,mengaji dan lain-lain.
- Teman-teman ujang: nakal. Hal ini terlihat pada peristiwa ketika
Mereka ingin mencuri di rumah pak ayat.
- doni: pelupa. Hal ini terlihat ketika mereka ingin mencuri di
Rumah pak ayat doni lupa membawa obeng.
c. alur : novel ini beralur maju mundur hal ini terjadi karena di tengah cerita di
Di ceritakan tentang bi ros ketika hamil ujang.
d. latar/setting: di desa jatinongol
e. amanat: hidayah bisa turun pada siapa saja dan dimana saja.
f.sudut pandang: sudut pandang penuis diluar cerita novel karena menceritakan
nama tokoh
g.hal yg menarik: ujang seorang anak muda yg bandel secara mendadak menjadi
sangat alim.

No comments:

Post a Comment